Newark DE, 22 September 2015
Saat ini pasti tanggal 8 Dzulhijjah. Karena besok jadwalnya puasa Arofah.
Sudah sebulan lebih saya hidup disini, tak disangka beberapa tantangan berat sudah mampu dihadapi.
Perlahan-lahan saya mulai terbiasa dengan rutinitas. Aktivitas utama saya adalah di Departemen Linguistik (Department of Linguistics and Cognitive Science).
Kegiatan saya yang paling utama adalah menjadi Javanese Native Speaker Consultant (konsultan penutur asli Bahasa Jawa). Saya bertugas di kelas Pak Peter Cole yaitu Discovering Human Language (untuk Undergraduate atau S1) sekaligus Field Method (untuk Graduate atau S2) tiap Senin sore jam 17.00 hingga jam 20.00. Mereka belajar bagaimana untuk memahami sistem bahasa asing yang sama sekali belum mereka ketahui sebelumnya, yakni Bahasa Jawa. Maka, peran saya disini adalah memberikan informasi mengenai hal-hal kebahasaan senatural mungkin seperti yang saya pakai sehari-hari selama ini. Dan hal-hal yang mereka tanyakan sifatnya terarah: tiga minggu awal yakni tentang Phonology (ilmu pelafalan atau tutur bahasa) hingga mereka mampu menemukan orthography dari lafal bahasa jawa yang ada, lalu selanjutnya Morphology (bentuk dan penulisan kata), serta Syntax (penyusunan kalimat) yang akhirnya membuat mereka belajar keseluruhan sistem yang diterapkan di Jawa Tengah khususnya Solo.
Kelas ini menarik dan menantang. Para mahasiswa menanyai saya tentang kata-kata yang mereka ingin tahu dalam Bahasa Jawa untuk mengungkap lafal-lafal yang ada, dan bahkan belajar ungkapan-ungkapan Jawa misal "apa ta" dari saya. Bahkan ada yang tanya bagaimana ngomong kasar dalam Bahasa Jawa. Ada-ada saja. Mereka juga kreatif dalam merangkai kata-kata jadi kalimat simpel misalnya 'aku tuku kathok' (saya beli celana) atau 'aku mangan lawang' (saya makan pintu). Haha.
Mereka juga butuh waktu lama untuk membedakan pengucapan 'e' yang ada berbagai model. Misal pada ungkapan "bebek wahing", dua kata ini memiliki bunyi e yang berbeda. Mereka meminta saya untuk mengulang-ulang pengucapan itu sampai mereka bisa merasakan perbedaannya. Saya merasakan betul bagaimana rasanya menjadi asisten pengajar yang mana di satu sisi harus membantu mereka dalam belajar, disisi lain juga harus membuat mereka aktif berpikir dan berkreativitas, bukan memberikan info yang terlalu banyak. Intuisi saya atau nurani saya juga sangat diperlukan dalam membimbing mereka menelaah info dari saya.
Kegiatan saya lainnya adalah ikut "mencicipi" kuliah di kelas bersama para mahasiswa lainnya. Saya ambil kuliah level Graduate atau S2. Pada semester ini saya memilih "Structure of English" dengan Prof. Gabriella Hermon dan "Meaning and Language Use" dengan Prof. Satoshi Tomioka. Mereka dosen yang hebat!
Terlebih karena selama ini saya banyak bersinggungan dengan Bahasa Inggris dan pengajaran Bahasa Inggris, Structure of English sangat sangat sangat penting bagi saya. Berbekal buku paket wajib Mary M. Clark dengan judul The Structure of English for Readers, Writers, and Teachers, di kelas ini, saya selalu duduk di bangku depan. Setiap Selasa, jam 17.00 - 20.00 saya bersemangat sekali dalam mengikuti kuliah Bu Gaby. Hebatnya, saya tidak pernah ngantuk saking asyiknya. Materi banyak, tugas banyak, bacaan banyak, namun saya menikmati kelas yang pesertanya kurang lebih 30 orang ini. Saya sampai ingin berbagi materi kuliahnya disini:
Pertemuan pertama sudah banyak materinya:
Kuliah Pertama INTRODUCTION
Saya belajar bagaimana sejarah persebaran penduduk dunia yang diyakini bahwa teori penduduk dunia berasal dari Afrika sangat kuat. Di kuliah ini juga saya baru tahu kalau Bahasa Inggris itu induknya dari Bahasa Jerman dan negara-negara di Eropa paling utara. Menarik!
Pertemuan kedua:
Pertemuan Kedua ENGLISH DIALECTS
Ini juga menarik, ternyata di Amerika, Bahasa Inggris punya berbagai gaya sesuai wilayahnya. Terutama AAE (Afro-American English) yang punya dialek sendiri, cenderung berbeda dengan Bahasa Inggris yang 'standar'. Yang lebih menarik disini, American English tidak punya badan standar bahasa! Berbeda sekali dengan British English yang punya standarisasi dan dikelola dengan sangat teratur. Amerika berbeda. Menariknya, hal ini tidak jadi masalah, karena yang terpenting dalam bahasa adalah bagaimana bisa jadi jembatan, alat komunikasi manusia. Terlebih lagi, language is changing! Akhirnya, American English yang versi standar, mengacu pada cara bertutur figur-figur pilihan yang merupakan orang terdidik (educated) yang pantas jadi model. Ilmuwan, tokoh-tokoh pendidikan, pembaca berita (namun sekarang nampaknya tidak bisa jadi panutan yang pas karena sekarang sangat banyak siaran berita yang ada. Sama dengan di Indonesia yang pada masa lalu misalnya hanya ada Dunia Dalam Berita di TVRI.) Silakan disimak lebih lanjut di materi jika berminat :)
Pertemuan ketiga:
Pertemuan Ketiga (klik disini) MORPHOLOGY
Ini sumber yang bagus untuk dosen Morphology :)
Pertemuan keempat:
Pertemuan Keempat (klik disini) PHONETICS
Ini belajar tentang pengucapan kata-kata dan bagaimana bunyi dihasilkan dari mulut dan anatominya yang rumit. Di materi ini sangat bagus sebagai sumber pembelajaran phonology. :)
Baiklah itu dulu ya share-nya. Saya harus tidur karena sudah larut malam. Saya besok ada janji dengan mahasiswa di kelas Field Method. Banyak yang nampaknya menunggu untuk saya kerjakan. Oh iya, saya lupa bercerita tentang kelas informal Bahasa Indonesia. Ada 20 peserta yang akan saya ajari Bahasa Indonesia. So challenging!
Demikian cerita saya. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar